Saturday, August 28, 2010

Solid Announcement

Foto ini diambil saat kami sedang meliput pertandingan catur "So Nice Ramadhan Cup 2010" di gedung KEMENPORA Senayan Jakarta siang ini.. Setelah usai pembukaan acara yang dibuka langsung oleh menteri pemuda dan olahraga Andy Malarangeng, para peserta langsung menyerbu papan pengumuan pemain yang ditempelkan pada dinding venue.
© daus & ladytha works

This photo was taken when we were covering the game of chess "So Nice Cup of Ramadan in 2010" in the building KEMENPORA Senayan Jakarta this afternoon .. After the opening ceremony, which opened directly by the youth and sports minister Andy Malarangeng, participants were directly attacking players publications board attached to the walls.

Friday, August 27, 2010

PUBLISH for JPG MAGAZINE issue 22.. :D


Siang tadi saya mendapatkan kebanggaan, yaaah kebanggaan yang setidaknya untuk dirasakan sendiri. Saat membuka website jpgmag, tiba-tiba saya terkaget dengan adanya logo hijau diantara keterangan foto-foto saya.. Logo tersebut menginformasikan bahwa karya saya telah diterbitkan pada majalah JPGMAG edisi 22.

Setelah sekian lama melanglang buana mengunggah dan mengunduh foto-foto, akhirnya sebuah karya pun ter PUBLISH oleh majalah (yang setidaknya saya sendiri anggap) bergengsi..

Jelas saya senang sekali..
Thanx.. :)

Check out..:






Thursday, August 26, 2010

Automotive





© daus & ladytha works
Get your vehicles into our studio, we will get it done.. :D

Tuesday, August 17, 2010

Mendoer Bersaudara, Pejuang Bersenjatakan Kamera oleh Kristupa Saragih untuk kompasiana

© Alex & Franz MendoerBung Karno dan Bung Hatta proklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada hari Jumat, 17 Agustus 1945. Foto oleh: Frans Mendoer/IPPHOS


Dirgahayu Republik Indonesia

Hari ini saat saya sedang membuka kompasiana, saya menemukan tulisan yang sangat inspiratif bagi duni fotografi. Adalah Kristupa Saragih yang menulis tentang fotografer proklamasi kemerdekaan negara Indonesia Alex & Frans Mendur..

Ini dia linknya

http://sejarah.kompasiana.com/2010/08/17/mendoer-bersaudara-pejuang-bersenjatakan-kamera/


Selamat membaca.. :)


Mendoer Bersaudara, Pejuang Bersenjatakan Kamera


Suatu pagi di bulan puasa, 17 Agustus 1945. Frans Soemarto Mendoer mendengar kabar dari sumber di harian Asia Raya bahwa ada peristiwa penting di kediaman Soekarno. Alexius Impurung Mendoer, abangnya yang menjabat kepala bagian fotografi kantor berita Jepang Domei, mendengar kabar serupa. Kedua Mendoer Bersaudara ini lantas membawa kamera mereka dan mengambil rute terpisah menuju kediaman Soekarno.


Kendati Jepang telah mengaku kalah pada Sekutu beberapa hari sebelumnya, kabar tersebut belum diketahui luas di Indonesia. Radio masih disegel Jepang dan bendera Hinomaru masih berkibar di mana-mana. Patroli tentara Jepang masih berkeliaran dan bersenjata lengkap. Dengan mengendap-endap, Mendoer Bersaudara berhasil merapat ke rumah di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Cikini, Jakarta tatkala jam masih menunjukkan pukul 5 pagi.


Pukul 8, Soekarno masih tidur di kediamannya lantaran gejala malaria. Soekarno juga masih lelah sepulang begadang merumuskan naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda, Jalan Imam Bonjol Nomor 1. Dibangunkan dokternya untuk minum obat, Soekarno lantas tidur lagi dan bangun pukul 9.

Di Jakarta, pukul 10 di hari Jumat pagi itu Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Upacara proklamasi kemerdekaan berlangsung sederhana, tanpa protokol. Hanya Mendoer Bersaudara yang hadir sebagai fotografer pengabadi peristiwa bersejarah Indonesia.
Frans berhasil mengabadikan tiga foto, dari tiga frame film yang tersisa. Foto pertama, Soekarno membaca teks proklamasi. Foto kedua, pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat, anggota PETA (Pembela Tanah Air). Foto ketiga, suasana upacara dan para pemuda yang menyaksikan pengibaran bendera.
Usai upacara, Mendoer Bersaudara bergegas meninggalkan kediaman Soekarno. Tentara Jepang memburu mereka. Alex Mendoer tertangkap, tentara Jepang menyita foto-foto yang baru saja dibuat dan memusnahkannya.
Adiknya, Frans Mendoer berhasil meloloskan diri. Negatif foto dikubur di tanah dekat sebuah pohon di halaman belakang kantor harian Asia Raya. Tentara Jepang mendatanginya, tapi Frans mengaku negatif foto sudah diambil Barisan Pelopor.
Meski negatif foto selamat, perjuangan mencuci dan mencetak foto itupun tak mudah. Mendoer Bersaudara harus diam-diam menyelinap di malam hari, panjat pohon dan lompati pagar di sampaing kantor Domei, yang sekarang kantor Antara. Negatif foto lolos dan dicetak di sebuah lab foto. Resiko bagi Mendoer Bersaudara jika tertangkap tentara Jepang adalah penjara, bahkan hukuman mati. Tanpa foto karya Frans Mendoer, maka proklamasi Indonesia tak akan terdokumentasikan dalam bentuk foto.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia hanya diberitakan singkat di harian Asia Raya, 18 Agustus 1945. Tanpa foto karena telah disensor Jepang.
Setelah proklamasi kemerdekaan, pada bulan September 1945, fotografer-fotografer muda Indonesia bekas fotografer Domei di Jakarta dan Surabaya mendirikan biro foto di kantor berita Antara. Tanggal 1 Oktober 1945 BM Diah dan wartawan-wartawan eks harian Asia Raya merebut percetakan De Unie dan mendirikan Harian Merdeka. Alex Mendoer pun pindah ke Harian Merdeka. Foto bersejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia karya Frans Mendoer tersebut baru bisa dipublikasikan pertama kali pada 20 Februari 1946 di halaman muka Harian Merdeka.
Setahun setelah kepindahan ke harian Merdeka, kakak-beradik Frans dan Alex Mendoer menggagas pendirian Indonesia Press Photo Service, disingkat IPPHOS. Turut mendirikan biro foto pertama Indonesia tersebut, kakak-beradik Justus dan Frank “Nyong” Umbas, Alex Mamusung dan Oscar Ganda. IPPHOS berkantor di Jalan Hayam Wuruk Nomor 30, Jakarta sejak berdiri 2 Oktober 1946 hingga 30 tahun kemudian.
Foto oleh: Frans Mendoer/IPPHOS
Latief Hendraningrat, anggota Pembela Tanah Air (PETA), mengibarkan bendera Merah Putih usai Soekarno-Hatta bacakan naskah proklamasi di Jakarta, 17 Agustus 1945. 
Koleksi foto IPPHOS pada kurun waktu 1945-1949 konon berjumlah 22.700 bingkai foto. Namun hanya 1 persen saja yang terpublikasikan. Foto-foto IPPHOS tak hanya dokumentasi pejabat-pejabat negara, melainkan juga rekaman otentik kehidupan masyarakat di masa itu.
Keluarga Mendoer adalah putra daerah Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara. Alex Mendoer lahir 1907, sementara adiknya Frans Mendoer lahir tahun 1913. Frans belajar fotografi pada Alex yang sudah lebih dahulu menjadi wartawan Java Bode, koran berbahasa Belanda di Jakarta. Frans lantas mengikuti jejak abangnya menjadi wartawan pada tahun 1935.
Foto monumental lain karya Alex Mendoer adalah foto pidato Bung Tomo yang berapi-api di Mojokerto tahun 1945, dan tapi sering dianggap terjadi di hotel Oranje, Surabaya. Foto monumental lain karya Frans Mendoer adalah foto Soeharto yang menjemput Panglima Besar Jendral Soedirman pulang dari perang gerilya di Jogja, 10 Juli 1949.
Kala itu nama Mendoer Bersaudara sudah terkenal di mana-mana. Keberadaan mereka diperhitungkan media-media asing. Tapi Mendoer Bersaudara dan IPPHOS tetap idealis untuk loyal kepada Indonesia. Padahal, secara etnis Minahasa, sebenarnya Mendoer Bersaudara bisa saja dengan mudah merapat ke Belanda. IPPHOS tetap independen, di kala kesempatan bagi Mendoer Bersaudara terbuka luas untuk meraup lebih banyak uang dengan bekerja untuk media asing.
Semasa hidupnya, Frans Mendoer pernah menjadi penjual rokok di Surabaya. Di RS Sumber Waras Jakarta pada tanggal 24 April 1971, fotografer pengabadi proklamasi kemerdekaan RI ini meninggal dalam sepi. Alex Mendoer tutup usia pada tahun 1984 juga dalam keadaan serupa. Hingga tutup usia kakak-beradik Frans dan Alex Mendoer tercatat belum pernah menerima penghargaan atas sumbangsih mereka pada negara ini. Konon, mereka berdua pun ditolak untuk dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Kalibata.
Baru pada 9 November 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahi kedua fotografer bersejarah Indonesia ini, Alexius Impurung Mendoer dan Frans Soemarto Mendoer, penghargaan Bintang Jasa Utama.

Daus Adrian

© daus & ladytha works




Thursday, July 15, 2010

Mya Graduation






© daus & ladytha adrian works



Tuesday, June 15, 2010

SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN FOTOGRAFI

Untuk sedikit referensi saja, saya ingin mengutarakan sejarah perkembanganFotografi scara singkat..

* Abad ke-5 SM, ilmuwan China Mo Ti menemukan teori foto.
* Aristoteles dari Yunani pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM masih dengan teori yg sama.
* Giambattista della Porta seorang ilmuwan Italia menyebut ”kamera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar.
* Pada tahun 1611 Johannes Keppler membuat desain kamera portable yang dibuat seperti sebuah tenda, dan akhirnya memberi nama alat tersebut dengan nama ‘camera obscura’.
* Angelo Sala ilmuwan berkebangsaan Italia menemukan, bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam pada abad ke-17
* Johan Heinrich Schulse Professor anatomi berkebangsaan Jerman membuktikan bahwa menghitamkan pelat chloride perak yang disebabkan oleh .
* Thomas Wedgwood dari Inggris bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra pada camera obscura berlensa pada tahun 1800.
* Schulse, membuat gambar-gambar negatif (sekarang dikenal dengan istilah fotogram) dengan cahaya matahari, pada kulit atau kertas putih yang telah disaputi komponen perak.
* Joseph-Nicephore Niepce seorang seniman lithography Perancis menemukan proses yang disebut ”heliograf” pada tahun 1826 inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang sebenarnya.
* Louis-Jacques Mande’ Daguerre dgn proses yg dinamakan daguerreotype, dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya, pada tanggal 19 Agustus 1839.
* Eadweard Muybridge dari Stanford University menemukan ide membuat sebuah film pada tahun 1878.
* George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual roll film dan kamera boks yang praktis, sejalan dengan perkembangan dalam dunia fotografi melalui perbaikan lensa, shutter, film dan kertas foto.
* Tahun 1950 kamera Single Lens Reflex (SLR) mulai diproduksi.
* 1951 viedo tape recorder yang menangkap image langsung dari kamera tv dengan mengkonversinya secara digital ke dalam kaset video ditemukan.
* Pada 1960 NASA merubah sistem pemetaan analog menjadi digital.
* Edwin Land menemukan dan memasarkan kamera Polaroid pada tahun 1972.
* Tahun yang sama Texas Instruments mematenkan kamera elektronik tanpa film.
* Pada 1981 Sony meluncurkan Sony Mavica electronic still camera secara komersil.
* Ilmuwan-ilmuwan Kodak menemukan sensor berbasis megapixel pertama pada tahun 1986.
* Pada 1991 Kodak meluncurkan untuk yang pertama kali kamera digital profesional DSC.
* Perkembangan pun berlanjut hingga kini sampai entah..???

Besok, lusa atau mungkin 250 tahun lagi seperti apa ya fotografi,
mmmmm....????????

daus adrian

© daus & ladytha works

Sunday, April 11, 2010

Alberto Korda - Guerrillero Heroico -



Kita pasti banyak dan sering melihat sosok dalam foto ini. Sosok kharismatik dari sebuah revolusi, anti kemapanan dan kejantanan. Lelaki dalam potret tersebut adalah sosok terkenal Ernesto 'Che' Guevara. Seorang Argentina pencetus revolusi sosialis di Kuba pada awal dekade 60-an. Potret tersebut menggambarkan ketajaman sikap dan prinsip, dengan mata yang memandang jauh pada masa depan. Tentu disini saya bukan akan membahas tentang sosok 'che' tersebut, tapi disini saya akan menceritakan sedikit tentang orang dibelakang kamera itu, setidaknya dari yang pernah saya tau.
Karya potret yang menakjubkan ini diciptakan oleh Alberto Korda. Seorang Kuba yang lahir pada 14 September 1928 di Havana. Korda memulai karirnya dengan memotret acara-acara keluarga, pernikahan, ritual agama dsb. Pada 1953 ia membuka studionya sendiri bersama rekannya Luis Pierce. Pada awal-awal karir studio nya, Korda lebih tertarik dalam mengerjakan foto fashion, karena hal tersebut membuat dirinya mampu mengejar dual hal yang benar-benar diinginkannya, yaitu fotografi dan wanita cantik.
Kebanyakan dari karya-karya Korda terdahulu menampilkan bentuk foto yang berani, unik dan sangat berbeda dengan karya-karya foto tradisional Kuba. Gaya khas inilah yang membuat studio nya menjadi terkenal. Korda pun menjadi seorang fotografer yang paling dihandalkan di Kuba. Ia menjadi seorang yang ahli dalam foto hitam putih dan komposisi. Dan ia tidak pernah menggunakan pencahayaan buatan. Menurutnya pencahayaan buatan adalah sebuah kebohongan yang memparodikan kenyataan, dan ia hanya menggunakan cahaya seadanya pada studionya.
Hal tersebut menjadikan Studio Korda bukan hanya sebagai studio foto komersial, melainkan sebagai studio seni.
Revolusi Kuba di tahun 1959 membawa perubahan besar pada karir dan pemikiran Korda. Ia berkata, "Mendekati 30th, saya telah mendekati batas kesembronoan dalam hidup ketika suatu kejadian luar biasa memasuki hidup saya: Revolusi Kuba. Itu adalah masa dimana saya mengambil foto dari seorang anak perempuan kecil, yang sedang mematahkan sebuah batang ranting pohon untuk sebuah boneka. Saya menjadi mengerti bahwa sangatlah berarti jika saya mendedikasikan diri dan karya saya kepada revolusi yang bertujuan untuk menghapus segala ketidaksamaan ini”.
Sebagai fotografer revolusi Korda bekerja sendiri tanpa tekanan dari pihak pers dsb. Ia adalah fotografer resmi dari revolusi, jadi kemanapun Fidel Castro pergi maka ia pun akan mengikutinya.
Negatif hitam putih asli


Saat ia menghasilkan karya Guerrillero Heroico - Che Guevara ini, Korda telah bekerja di sebuah koran Kuba Revolución. Foto ini tercatat sebagai potret ter populer yang pernah di multi gandakan di dunia. Sebuah ikon & simbol dari revolusi dan perlawanan di seluruh dunia. Maryland Institute College of Art menyebut foto ini sebagai simbol dari abad ke-20. Penggandaannya telah dilakukan dengan berbagai media, lukisan, cetak, digital, sablon, bordir, tato, patung, sketsa dan pada setiap bagian media yang bisa dibayangkan. Jonathan Green, direktur dari UCR/California Museum of Photography, berspekulasi bahwa “Karya Korda ini telah bekerja dengan caranya sendiri dalam berbagai bahasa di belahan dunia. Ia telah menjadi sebuah simbol alfa numerik, sebuah tanda rahasia, simbol instan. Ia secara misterius muncul kembali dimana adanya konflik. Tidak ada sesuatu hal pun dalam sejarah yang mampu melayani dengan cara seperti ini.”
Diambil dari sebuah upacara pemakaman korban kapal tenggelam karena sabotase di pelabuhan Havana pada 5 Maret 1960. Korda sendiri tidak pernah mendapatkan royalti apapun dari karya tersebut.
Pada tahun 2000 Korda menuntut Smirnoff atas pemakaian karyanya dalam iklan minuman beralkohol tersebut. Dia berkata, “Sebagai pendukung dari ideologi dimana ‘che’ guevara berkorban, saya tidak akan sungkan jika karya tersebut di reproduksi bagi mereka yang ingin menyebarkan kenangannya dan menanamkam bibit keadilan sosial di seluruh dunia. Akan tetapi saya menentang eksploitasi terhadap foto ‘che’ yang digunakan untuk promosi sebuah produk seperti minuman beralkohol, atau untuk segala bentuk dan tujuan yang mencemarkan nama baik dan reputasi ‘che’”. Ia mendapatkan ganti rugi sebesar $50.000 yang didonasikan seluruhnya pada sistem kesehatan Kuba.
Setelah revolusi Korda menjadi fotografer pribadi Castro selama 10 tahun. Selama periode 1968-1978, ia mendalami dunia fotografi bawah air hingga karya-karya bawah air nya di pamerkan di Jepang pada tahun 1978. Korda meninggal dunia akibat serangan jantung di Paris saat ia sedang mempamerkan karya nya di tahun 2001.

salam
daus adrian


check out also:
http://en.wikipedia.org/wiki/Guerrillero_Heroico

© daus & ladytha works


Kamera

Kamera adalah alat pokok dalam bidang fotografi. Susan Sontag berkata bahwa, "'kamera adalah alat yang menjadikan kita fotografer". Dia adalah media penterjemah waktu yang paling populer, hingga beberapa orang menganggapnya sebagai kekasih kedua.. hehe.. :).

Berasal dari bahasa latin, kamera telah dikonsepkan sejak Giambattista della Porta seorang ilmuwan Italia menyebut 'camera obscura' yang berarti kamar gelap pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar pada tahun 1611.

Sedang fotografi sendiri dapat diaplikasikan sebagai sebuah produk hasil dari akumulasi berbagai inovasi, pengalaman, ekspresi, olah rasa, seni dan tehnologi serta ilmu pengetahuan. Dalam hal ini mungkin kamera adalah inovasi tehnologinya.

Dalam beberapa aspek, mungkin untuk menciptakan sebuah karya fotografi memang tidak hanya media kamera saja yang mampu memvisualkannya. Banyak teknik lainnya yang mampu menghasilkan karya foto dengan baik seperti, teknik-teknik pada kamar gelap, kolase & montase, mesin foto copy, scanner hingga digital imaging dsb.


Jenis & Macam Kamera menurut Proses & Cara Kerjanya:

* Kamera Obscura
Adalah jenis kamera pertama yang mampu menghasilkan karya fotografi secara akurat. Prosesnya menggunakan plakat besi sebagai media film.
* Kamera SLR (Single Lens Reflect):
Proses teknisnya adalah menggunakan pantulan sebuah cermin diatas rana yang diarahkan pada lubang bidik yang terarah langsung pada lensa. Kemudian dibelakang nya adalah media penerima cahaya (film, sensor ccd atau cmos), sehingga begitu tombol shutter ditekan dan rana terbuka, penerimaan waktu dapat terekam secara akurat.
* Kamera TLR (Twins Lens Reflect):
Merupakan kamera dengan pantulan cermin ganda. Satu pantulan tertuju pada jendela bidik, dan yang lainnya menuju lensa. Kamera ini memiliki kekurangan dalam akurasi komposisi, atau yang biasa disebut 'cacat paralaks'. Karena pantulan yang diperlihatkan pada jendela bidik berbeda dengan pantulan yang ada di lensa.
* Kamera View:
Adalah jenis kamera yang lebih cocok digunakan untuk still life / benda. Cara penggunaan kamera ini cukup sulit, karena ketepatan perhitungan antara jarak fokus pada objek, jarak antara lensa dan badan kamera akan mempengaruhi hasil pengukuran cahaya dan ketajaman. Perhitungan secara rumus diperlukan dalam hal ini. Kelebihan kamera ini adalah pengendalian distorsi yang baik pada objek.
* Kamera Saku
Kamera yang sangat populer, terlebih pada zaman digital ini. Tidak ada kesulitan yang signifikan dalam proses pemakaian kamera ini. Dirancang memang untuk penggunaan amatir / sederhana yang fleksibel.


Istilah Jenis & Macam Kamera menurut Media Perekamnya:

* Kamera Medium Format:
Adalah kamera dengan standart media penerima cahayanya (film atau digital) berukuran 100-120mm.
* Kamera Small Format:
Kamera dengan media penerima cahaya berukuran 35mm. Kamera ini sangat fleksibel. Karena ukurannya yang kecil, sehingga membuatnya lebih populer dibanding jenis lainnya.
* Kamera Large Format:
Merupakan kamera dengan media penerima cahayanya besar, diatas 120mm.
* Kamera Polaroid:
Kamera ini sangat populer sebelum masa digital merambah di dunia fotografi. Film yang dihasilkan merupakan film positif yang didalamnya sudah terdapat bahan kimia kamar gelap seperti kertas, developer, fixer, yang mampu mencetak kertas foto secara instan.
* Kamera Digital:
Adalah kamera dengan media penerima cahaya berupa sensor (ccd/cmos dsb) data komputerisasi.
* Kamera Film:
Merupakan kamera dengan media penerima cahaya tambahan berupa pita seluloid. Pita ini diselimuti oleh perak helida yang sangat sensitif terhadap cahaya.


Dalam segi dan bentuk apapun kamera tersebut, fungsi kamera adalah sebagai pengganti mata manusia yang bersaksi atas suatu waktu maupun ekspresi penciptanya.

salam,
daus adrian

© daus & ladytha works

Wednesday, April 7, 2010

Sisifus

© daus and ladythaborine works

This is the 2nd music video of brantakan. Directed by daus him self, it shoot at the rent house in jogjakarta with just a laptop webcam.
The music was recorded with additional help for backing vocal from yoga boss.

Director :  Daus Adrian
Music :  Brantakan

Ola






















































































































© daus & ladytha works

Emma

thanx to our belove client Emma

© daus & ladytha works





Vista

thanx to our very friendly vista
© daus & ladytha works